Secara geografis, Kalimantan Selatan berada di bagian tenggara pulau Kalimantan. Wilayah ini memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat dan pantai timur, serta dataran tinggi Pegunungan Meratus yang terbentang di antara kedua kawasan tersebut. Kondisi topografi yang kompleks tersebut membuat penulis tertarik untuk mengkaji dan menganalisa adanya efek bendung Pegunungan Meratus terhadap sebaran curah hujan di daerah-daerah bagian barat (sektor kiri) dan timur (sektor kanan) dimana salah satu yang terbendung oleh Pegunungan Meratus adalah angin yang berhembus dari arah barat maupun timur. Dalam penelitian efek bendung ini menggunakan data curah hujan harian dan angin dari pos-pos hujan sektor kiri maupun kanan di Propinsi Kalimantan Selatan. Analisa data curah hujan menggunakan metode grafik pentad disertai dukungan gambar Satelit TRMM. Sedangkan analisa angin menggunakan metode Windrose dan Streamline. Hasil analisa menunjukkan bahwa pada saat angin monsun barat Asia berhembus curah hujan di sektor kiri dibandingkan dengan sektor kanan mengalami surplus dan sebaliknya di saat angin monsun timur Australia berhembus sektor kanan yang mengalami surplus. Hujan yang berlimpah di sektor kiri disebabkan pada saat angin monsun barat terbentuk konvergensi di wilayah Kalimantan Selatan. Kondisi ini ditambah dengan efek orografi yaitu angin yang terbendung oleh Pegunungan Meratus dimana mengalami perlambatan kecepatan angin sebesar 2-3 %. Hal yang sama dialami sektor kanan pada saat terjadi angin monsun timur, angin laut, dan angin lembah serta adanya dominasi topografi Pegunungan Meratus dimana angin yang terbendung mengalami perlambatan kecepatan sebesar 4-14 %.
Klik disini jika halaman pdf dibawah ini di tampil