Posisi geografis Indonesia yang terletak di daerah tropis, di antara Benua Asia dan Benua Australia, di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, dilalui garis khatulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, serta dikelilingi oleh luasnya lautan, menyebabkan wilayah Indonesia memiliki tingkat keragaman cuaca dan iklim yang tinggi. Keragaman iklim Indonesia dipengaruhi oleh antara lain fenomena global seperti El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD), fenomena regional, seperti sirkulasi angin monsun Asia-Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ), dan kondisi suhu permukaan laut di sekitar wilayah Indonesia. Sementara itu Kalimantan Selatan memiliki topografi yang cenderung datar namun mempunyai daerah pegunungan, lembah, serta diapit oleh lautan yaitu Laut Jawa dan Selat Makasar, menimbulkan fenomena lokal yang menambah beragamnya kondisi iklim, baik menurut ruang (wilayah) maupun waktu. Berdasarkan hasil analisis data periode 30 tahun terakhir (1981-2010), secara klimatologis wilayah Kalimantan Selatan terdapat 13 pola iklim, dimana 12 pola merupakan Zona Musim (ZOM) yaitu mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim Kemarau (umumnya pola Monsun), sedangkan 1 pola lainnya adalah Non Zona Musim (Non ZOM). Daerah Non ZOM pada umumnya tidak mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan musim kemarau, dalam hal ini daerah yang sepanjang tahun curah hujannya tinggi atau rendah.
Klik disini jika halaman pdf dibawah ini di tampil